Senin, 9 Januari 2012 rekan2 dari BMC Jatimer menyambangi manajemen PO. Sumber Kencono guna memberikan masukan-masukan yang sekiranya bisa dipertimbangkan demi kemajuan PO. Sumber Kencono group, dengan kejadian laka yang akhir2 ini menjadi sorotan masyarakat. Dan diterima langsung oleh ownernya yaitu bapak Setyaki.
Secara garis besar berikut adalah usulan ke PO. Sumber Kencono
1. Penanganan pasca Insiden / Laka
Pengadaan hukuman di luar denda / klem
usulan :
Adanya
masa skorsing pertama, saat masa skorsing pengemudi yang baru saja
mengalami laka wajib hadir di kantor setiap hari selama jam kerja
8pagi-5sore tanpa ada tugas apapun selama beberapa hari ( 1 minggu ) .
Dalam masa ini diadakan pendampingan oleh psikolog utk memberikan efek
kebersamaan mendengar dan memotivasi pengemudi utk lebih santun
mengemudi dan keluar dari trauma . Pada masa ini juga di isi pemberian
materi ttg safety driving , peraturan lantas dll... dengan harapan
pengulangan2 materi ini selain mengingatkan kembali cara2 mengemudi
yang benar juga memberikan efek jera
masa skorsing 2,
setelah masa skorsing 1 selesai.. pengemudi bersangkutan diberi tugas
di luar urusan ngelen ( menjalankan bis sesuai trayek ), tapi diberi
tugas jika ada pariwisata, mengantaarkan sasis ke karoseri atau
mengambil armada baru dari karoseri
2. Menghilangkan budaya blong2an
Dalam
hal ini bukan berarti mengurangi ketepatan waktu. Temuan beberapa
responden mengatakan beberapa pengemudi SK menjalankan kendaraan dengan
kecepatan tinggi bukan karena menjaga ketepatan waktu atau mengejar
titik point tempat biasa ada penumpang naek, tetapi karena adanya
perasaan ingin “mbalap” ngarepe atau gengsi di blong mburine.
3.
Dalam pengamatan kami ada kesamaan yg cukup menonjol dalam 3 kasus
dengan korban jiwa terbanyak akhir2 ini. Yaitu laka 7666 , 7181 dan
7727. Kesamaan tersebut adalah sama2 armada cadangan dengan pengemudi
reareo
usul kami :
- Jika
armada cadangan hari berikutnya dijalankan oleh pengemudi lain, harus
punya waktu yang cukup lama di garasi untuk pengecekan kondisi
kendaraan yg lebih intensif ( studi kasus 7666 yg pada hari naasnya
hanya punya waktu 1 jam utk berada di garasi. Tentang 7666 ini sudah
pernah kami sampaikan secara langsung kepada Bapak Setyaki di garasi)
-
Perlu aturan khusus / petugas ops khusus / pengawasan khusus tentang
sopir reareo. Dikarenakan pembagian roster SK yang cuma 8 jam per
roster terlebih jika mereka masih baru di SK, otomatis jika seorang
pengemudi di hari senin jalan pada pukul 10 malam, keesokan harinya dia
jalan pada pukul 8-9 malam maka sangat berpengaruh kepada waktu
istirahat. Terlebih jika pengaturan jalan hari berikutnya sudah
dijadwalkan sebelumnya / dijadwalkan saat pengemudi sedang bertugas
bisa berakibat pengemudi menjalankan kendaraan semakin kencang untuk
mengejar jam istirahat. Solusi lain adalah pengemudi reareo bisa
berpindah2 roster sebelum punya pegangan
- setiap armada
dan jam kebrangkatannya menurut kami punya karakteristik utamanya utk
menentukan titik biasanya calon penumpang berkumpul. Karakteristik ini
yg menentukan seorang pengemudi melaju kencang atau pelan. Seorang
pengemudi yang baru 2-3 kali bawa armada di jam tertentu belum tentu
menguasai karakteristik terlebih beberapa armada SK banyak armada yang
jamnya belum tertata rapi, ke arah jogja ada jam mluntir di madiun, ke
arah sby ada jam mluntir di solo, solusinya pengemudi reareo harus
jalan bersama kernet yg punya pegangan
4. Mengubah Premi
6% menjadi tetap 10% untuk armada yang dengan terpaksa perpal di solo,
dengan syarat2 tertentu seperti kondisi jalan macet yang mengakibatkan
jika dipaksakan sampe ke jogja waktu semakin mepet.
5.
Dalam Pengamatan kami, SK Semarang telah mengalami kemajuan yang cukup
signifikan dalam hal safety. Jumlah laka SK semarang semenjak semua
berganti AC jauh lebih sedikit dibandingkan saat SK semarang masih ber
nopol W64xxFU. Semoga perbaikan yang ada di SK Semarang bisa
diimplementasikan ke semua armada. Menurut kami SK semarang menjadi
lebih safety karena dua hal yaitu :
1. Beratnya / jauhnya
trayek menyebabkan pengemudi dan kernet adalah mereka yang terpilih.
dan saat berada di terboyo/garasi pengemudi benar2 menggunakan waktu
istirahat secara efektif
2. Adanya revisi perbaikan jam untuk
mengurangi jam mepet. Seperti 7804UY, tirtonadi arah sby jam
keberangkatan lebih awal dibandingkan 6474FU. Kemudian 7398/7802 jam
keberangkatan dimajukan karena waktu tempuh sby-solo yang lebih mepet.
Juga 7722,7674,7741 waktu keberangkatan dari solo arah surabaya lebih
mundur. Semoga revisi2 jam keberangkatan SK semarang ini bisa di
implementasikan ke seluruh armada sehingga jam2 mepet atau crew
mengistilahkan “Jogja kembali” bisa dihilangkan
6.
Dalam pengamatan kami pula, SK Wonogiri hampir tidak pernah mengalami
laka. Hal ini bisa jadi memang karena jarak tempuh yang lebih dekat
atau bisa juga karena ada paradigma “SK Wonogiri Pelan” sehingga
pengemudi yang menjalankan pun menjadi lebih santai dan berhati hati
7.
Meningkatkan loyalitas pengemudi dengan reward secara kontinu untuk
pengemudi berprestasi. Seperti pengemudi senior yang minim mengalami
laka, santun mengemudi, santun kepada penumpang, jarang perpal,
disiplin masuk kerja, premi dinaikkan menjadi 12% atau ada tunjangan
prestasi setiap bulan, mendapatkan armada terbaru, kemudahan waktu naek
yang semula 6naek 3turun bisa menjadi 3naek 3turun. Dengan harapan
para pengemudi meningkatkan layanan kepada penumpang dan semakin
mengutamakan safety. Tetapi saat pengemudi berprestasi ini mengalami
laka maka premi kembali 10% dan tetap menjalani masa skorsing
(sumber : Angga A. Indrajana dan Rakhmat Ardiansyah )
Wayan Sindhuranu
BMC-JATIM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar