Sabtu, 18 Februari 2012

CAPER: TSU-ku sayang TSU-ku malang


Jum'at 11 Februari 2011

“Ya, aq kasih bis baru bisnya yang scorpion king ada sandaran kaki”

Begitulah sms yang aku terima siang itu dari mas Purnomo, agen TSU Pulogadung. Setelah sebelumnya aku kabari bahwa sore itu aku mau pulang ke Tuban ikut TSU.

“Alhamdulillah mas akhirnya dapet juga, sudah lama aku incer armada yang satu ini. Kalo ada aku minta seat didepan ya mas”  Begitu sms balasanku

Beberapa waktu sebelumnya aku diiming-ngi oleh Pak camat BMC Muria Raya alias mas Anis Fuad, bahwa dia sudah terlebih dahulu mem-perawani armada SCORPION KING dalam turing merah putihnya bersama Pak Bupati BMC Muria Raya alias mas ferdy dalam rangka membela timnas merah putih yang berlaga di final piala AFF. Kali ini akhirnya aku dapat momen untuk mencobanya.

Armada TSU yang satu ini bisa dibilang cukup spesial. Mengusung body terbaru keluaran karoseri tentrem SCORPION KING pintu tengah dibangun diatas chassis Hino RK8 R260. Interiornya cukup menawan, dibenami 2 LCD TV besar di depan dan tengah serta LCD TV kecil2 disamping kiri kanan.

Sedikit keluar pakem dari armada TSU yang lain yang diisi 38 seat, “the special one” ini hanya diisi 28 seat + legrest bonus selimut. Dengan jok Hai versi terbaru, kotak sampah kecil dibelakang sandaran sudah diganti dengan tempat air mineral 600ml, lebih fungsional. Konfigurasi seat kanan 8 baris dan kiri 6 baris total 28 seat + smoking room dibelakang.

28 Seat

Selesai sholat Jum’at akupun segera bersiap-siap, sambil menunggu jam mesin absensi menunjukkan pukul 14.00WIB agar potongan absensiku gak banyak hehe.. Jam kerja ditempatku berakhir pukul 16.00WIB dan kalau harus menuggu pasti tidak akan nutut sampai pulogadung sebelum armada TSU berangkat. Setelah selesai absen aku bergegas menuju halte busway Pluit Village a.k.a Mega Mall pluit.

Armada koridor 9 yang aku naiki saat itu adalah armada bantuan dari koridor 1 Blok-M Kota dengan mesin Hino RG berbusana genesia New Armada. Singkat kata aku sampai di halte busway grogol dan harus berpindah ke koridor3. Antrian panumpang di halte ini sangat panjang. Kurang lebih 15 menit mengantri akhirnya berhasil diangkut juga.
“Udah sampe mana bos?” Ada sms masuk dari agen yang menanyakan posisiku saat itu yang baru sampai di halte pasar senen. Kuberitahukan posisiku dan kutanyakan apakah bisnya udah mau berangkat.

“Iya ini kurang 4 orang lagi, bisnya cepet penuh soale cuman 28 seat” begitulah balasan sms yang kudapat.
Akhirnya jam 15.50WIB aku sampai di Pulogadung, dan terlihat dari kejauhan si SCORPION KING sudah ada di mulut pintu keluar bersiap untuk take off. Setelah mengurus tiket dan menukarnya dengan 3 lembar uang berwarna biru dan 1 lembar kembalian berwarna merah akupun segera naik untuk duduk di singgasana nomor 3. Ternyata disitu sudah ditempati mbak2 yang akhirnya dia pindah ke bangku CD.

TAKE OFF
Tepat pukul 16.00WIB bis diberangkatkan, dengan driver pertama yaitu pak Juned. Ternyata keberangkatan bis bernopol K1505AM ini menunggu kedatanganku, jadi gak enak hehee.. Akupun meminta maaf karena terlambat. Tidak seperti biasanya yang berangkat sekitar jam 5an sore. “Maklum bis anyar mas, tur isine mung 28 seat dadi yo cepet penuh alhamdulillah laris manis mas” Sahut mbak2 agen yang mengawal sampai menjelang pintu tol Cakung sambil membagikan snack.

Saat itu semua seat terisi penuh, bangku CD dan CB juga ada penghuninya. Hingga memaksa kenek menggelar kardus selonjoran dilorong tenggah. Memasuki tol Cikampek pak Juned relatif stabil memacu bis bertenaga 260HP ini, cukup di kisaran 80-90 kpj saja.

Keesokannya sempat dikabari oleh mas Fanani Gandie bahwa sempat berpapasan dengan armada yang aku naiki  ini di tol Cikampek sepulang dari kunjungan di pabrik Hino bersama rombongan BMC. Keluar tol Cikampek langsung dihadang kepadatan kendaraan hingga pertigaan jomin. Kondisi lalu lintas lumayan ramai lancar. 18.10WIB bis memasuki RM Tamansari Pamanukan untuk memberikan kesempatan kepada penumpangnya untuk mengisi amunisi dengan merogoh koceknya sendiri sendiri (kalau dari barat TSU tidak menyediakan service makan, hanya dari arah Tuban yang ada service makannya di RM Kotasari Gringsing)

Selesai sholat & makan aku keliling2 sebentar untuk melihat2 armada yang saat itu ada di Tamansari. Kupandangi juga TSU-ku yang  begitu menawan. Yang menarik juga adalah lampu kabin yang full LED, warna bisa berubah2 bisa biru bisa kuning. Di lantai kabin memanjang dari depan ke belakang juga disediakan lampu led untuk memudahkan penumpang menuju pintu keluar.

Glow in the dark

Setelah beristirahat kurang lebih 40 menit bis kembali diberangkatkan, driver tengah kali ini adalah pak Kusnadi. Sudah lumayan lama aku tidak bersua dengan bapak yang satu ini. Terakhir bareng sekitar 1 tahun lalu pas beliau bawa hino RG livery gajah, waktu itu beliau sempat bercerita tentang suka dukanya menjadi pengemudi bus dan kebanggaannya bisa menyekolahkan anak2nya hingga sarjana. Ada kebanggaan tersendiri ketika pulang ke rumah dan melihat foto2 anaknya waktu di wisuda terpampang didinding rumah, ujarnya waktu itu.

SLEEPING BEAUTY
Mungkin tak banyak aksi blong-blongan yang bisa aku ceritakan, setelah siang harinya capek kerja saat itu aku mengambil posisi wenak untuk tidur. Belum lama aku memejamkan mata, lampu kabin berkedip2. Dinyalakan dimatikan beberapa kali oleh pak kus, aku masih belum mengerti kira2 apa maksudnya. Sampai akhirnya kenek menuju ke depan dan aku baru ngeh itu adalah kode untuk memanggilnya.

Ternyata mbak2 yang duduk dibangku CD sedang tidak enak badan dan menggigil kedinginan. Kenek kemudian menuju kebelakang dan mengambil 2 buah selimut untuknya. Sejurus kemudian penumpang laki-laki disebelahku menawarkan untuk tukar posisi, dan akhirnya mbak2 tadi duduk di sebelahku.

Setelah proses tukar menukar posisi selesai akupun melanjutkan tidur2 ayamku. Terbangun sejenak sesaat sebelum masuk ruas tol palimanan-kanci. Terbangun lagi ketika keluar to kanci, sempat kutanyakan ke pak Kus kenapa gak lewat tol Pejagan takutnya macet di pasar gebang ada pembangunan flyover. “Pengen nyoba lewat bawah mas” jawabnya
Benar saja, setelah beberapa kilometer berjalan didepan terlihat antrian kendaraan yang berjalan merayap. Setelah antri beberapa menit saat berjalan berdampingan dengan truk, kenek truk tsb memberi saran untuk kembali saja lewat tol pejagan. Akhirnya diputuskan untuk memutar balik dan lewat tol pejagan. Aku pun melanjutkan tidurku zzzzz….
Terbangun lagi disekitar Pekalongan ketika ada seorang penumpang yang meminta ke pak Kus berhenti sejenak di pom bensin untuk keperluan buang air besar. Ternyata bapak yang satu ini cukup sabar melayani kebutuhan2 para penumpangnya.

TSU-ku SAYANG TSU-ku MALANG
Selepas Pekalongan aku benar2 tidur pulas. Sampai sayup2 terdengar teriakan kenek “matahari-matahari” aku pun terbangun sejenak melihat2 sekeliling ternyata sudah sampai Kudus. Lingkar kemudi sudah dipegang driver pinggir lagi. Aku terbangun saat mendengar kumandang adzan subuh sekitar jam 4 lebih, ternyata sedang berhenti menurunkan penumpang di pertigaan masjid Lasem.

Hmmm… lumayan juga subuh2 udh sampai Lasem batinku, biasanya jam 6an baru nyampe sini. Bispun terus melaju menuju ke tujuan akhir yaitu Tuban kota. Aku lihat ke belakang penumpang tinggal sekitar 7-8 orang tujuan Tuban.
Kurang lebih 2 jam perjalanan dari Lasem, akhirnya sampai juga di gapura masuk kota Tuban . Akupun segera bersiap2 mengemasi barang2 begitu juga penumpang yang lain, karena sebentar lagi sampai tujuan akhir.

Sesaat sebelum melintas didepan RM Tamansari Tuban pak Juned ngeblong konvoi truk, tercatat 1 truk elf dan 1 truk kontainer yang di blong. Sempat juga kulihat di RM tersebut ada 2 armada PK dan 1 Lorena yang sedang berhenti untuk kontrol penumpang.

Selesai menunaikan “hajat” ngeblong, pak Juned kembali mengarahkan kemudinya kekiri masuk ke sela2 konvoi truk yang lumayan panjang, karena dari arah berlawanan ada truk trailer Fuso. Sejurus kemudian aku merasakan sesuatu bakal terjadi karena si SCORPION KING belum sepenuhnya masuk jalur kiri, sebagian body tengah ke belakang masih sedikit melewati marka jalan yang putus2. Truk Fuso dari arah berlawanan pun semakin dekat dan tetap kekeuh di jalurnya tanpa mau geser sedikitpun ke kiri. Padahal jalan lumayan lebar dan sebelah kirinya kosong melompong.

Aku yang saat itu duduk di seat nomor 4 secara refleks meloncat kekiri sambil berteriak awas pak. Dan akhirnya BRAAAAAKK…..!!!! benturan pun terjadi. Guncangan tidak begitu terasa, tetapi suara benturan cukup keras.
Terlihat kaca samping yang sebelumnya tadi sempat aku sandari sedikit tergores tetapi tidak sampai pecah. Awalnya aku mengira cuman baret bodynya saja, tetapi begitu turun kaget melihat kerusakan yang terjadi cukup parah.

Scorpion King terluka

Ban belakang kanan sebelah luar meledak dan terlepas karena benturan

Velg peang terkena benturan

Alhamdulillah semua penumpang selamat. Truk yang menyerempet juga berhenti sekitar 150 meter di belakang. Kulihat dari kejauhan lumayan parah juga rusaknya, sisi pintu sebelah kanan ringsek ke belakang. Dan belakangan kuketahui juga bahwa tie-rod rodanya bengkok.

Adu argumenpun terjadi. “Sampean yang salah sudah makan jalurku” ujar sopir truk yang berperawakan kekar dan berambut ikal gondrong. Pak Juned pun menimpali bahwa seharusnya sopir truk tsb punya toleransi dengan geser sedikit ke arah kiri karena jalan lebar dan kosong. Lagipula garis marka jalan juga putus-putus. Sopir truk tetap ngeyel bahwa dia yang benar, sambil terus ngomel dan menelepon seseorang. Beberapa penumpang akhirnya ikut panas dan beradu argumen. Sebenarnya kejadian ini bisa dihindari andaikata dia ada toleransi dengan sedikit menggeser truknya kekiri, 50 senti saja aku kira sudah cukup.

Diajak damai nggak mau malah pinginnya urusan sama polisi saja. “Ora sudi aku ganti rugi, wes urusan polisi wae” begitu ucap sopir truk waktu itu. Beberapa saat kemudian polisi datang, mungkin ada pengendara yang melintas dan melihat kejadian ini kemudian melapor ke polisi.

Akupun jadi mengingat – ingat kejadian kecelakaan bis pariwisata PO Medali Mas VS Truk pengangkut semen milik Varia usaha yang terjadi di tuban juga. Dimana pada kejadian tersebut memakan korban jiwa cukup banyak pada penumpang bis. Sisi kanan bis terkoyak dari depan sampai belakang.

Terkoyak

Terlepas dari musibah yang dialami, aku masih banyak mengucap rasa syukur kepada Allah SWT yang masih melindungiku. Bilamana benturan bergeser beberapa senti saja mungkin kejadian parah seperti yang dialami PO Medali Mas bisa saja terjadi pada TSU-ku ini.

Alhamdulillah, bagian muka masih utuh

Aku kemudian menelefon istriku untuk minta dijemput di TKP, yang berjarak kurang lebih 2Km dari rumah. Alhamdulillah aku masih bisa berkumpul dengan keluarga kecilku dirumah.

Salam,
by dedy_iceman

disadur dari milist bmc bismania@yahoogroups.com

kode lampu sein


Tahukah anda...

Kedipan lampu sign (lampu sein) pada bis2 malam tidak hanya berfungsi sebagai penanda untuk berbelok saja. Lampu sein ini juga merupakan kode atau alat untuk berkomunikasi dengan kendaraan didepan atau dibelakangnya, umumnya komunikasi ini dilakukan oleh sesama pengemudi bis malam.
Meskipun tidak ada pedoman baku tetapi kode2 ini cukup menarik untuk dipelajari karena sampai saat ini masih banyak digunakan pengemudi bus malam antar kota, bus pariwisata, pengemudi truk2 ekspedisi antar kota bahkan tidak menutup kemungkinan pengemudi mobil pribadi lintasan antar kota jika sudah memahami juga akan memakai kode ini.

Coba kita kupas untuk area pulau Jawa dengan kondisi jalan dua arah dan hanya dua lajur seperti lintas selatan Jawa Tengah dan Jawa Barat:

1. Lampu sein sebelah kanan berkedip: selain sebagai tanda kendaraan akan berbelok ke kanan, lampu ini juga sebagai kode saat beriringan menandakan kita dipersilahkan untuk mengikuti kendaraan tersebut. Dengan kata lain silahkan ikut ambil lajur kanan untuk mendahului karena dari arah berlawanan tidak ada kendaraan / aman
2. Lampu sein sebelah kiri berkedip: selain sebagai tanda kendaraan akan berbelok ke kiri, lampu ini juga sebagai kode saat beriringan menandakan bahwa dari arah berlawanan ada kendaraan atau tidak aman untuk mendahului dan kita dianjurkan untuk tetap di lajur kiri.

Untuk jalur pantura dengan kondisi jalan dua arah yang terdiri dari empat lajur, kode ini tidak jauh berbeda. Jika lampu sein berkedip sebelah kanan selain tanda kendaraan akan berbelok kanan atau mengambil lajur kanan, kita sebagai kendaraan di belakangnya dianjurkan untuk mengikuti kendaraan tersebut agar mengambil lajur kanan, begitu pula sebaliknya jika lampu sign berkedip yang sebelah kiri.

Contoh kasus:
Kita sedang mengikuti PO Tri Sumber Urip di sekitar Pamanukan dengan  4 lajur jalan masing masing 2 lajur untuk arah ke Jakarta dan 2 lajur arah ke Semarang. Saat itu TSU berada di lajur 1 (paling kiri) di ruas Jatisari - Pamanukan dan akan mendahului konvoi truk yang berada di lajur 2 (sebelah kanan mepet dengan median jalan) driver TSU menyalakan sein kiri. Artinya kita dipersilahkan mengikuti bus tersebut mendahului konvoi truk melalui lajur 1 karena kondisi di depan kosong atau aman.

Sesaat setelah melewati pasar Ciasem TSU yang saat itu berada di lajur 1 mendahului truk trailer yang sedang menggendong sasis MBOH1830 di lajur 2. Saat itu driver TSU menyalakan sein kanan, artinya kita tidak boleh mengikuti mendahului truk tersebut karena di depan kondisinya tidak aman. Benar saja sesaat setelah mendahului, driver TSU langsung goyang kanan pindah ke lajur 2, karena di depan ada PO Luragung yang sedang berhenti menaikkan penumpang dan memakan separuh lajur 1.Beberapa puluh meter sebelum RM Tamansari Pamanukan TSU yang saat itu sedang on fire berada di lajur 1 menggaruk aspal pantura, lampu Hazard nya dinyalakan (sein kiri kanan berkedip bersama-sama). Kecepatan yang semula 95km/jam turun perlahan menjadi 40km/jam, tak lama kemudian lampu Hazard dimatikan dan sein kiri berkedip. Ternyata driver TSU memberi tahu kita yang dari tadi mengekor agar berhati2 karena TSU akan masuk ke RM Tamansari. Memberi kesempatan kepada kita agar segera berpindah ke lajur 2 dan mendahuluinya.


Selanjutnya kita kupas kode-kode lampu sein yang berlaku di pulau Sumatera. Kode tersebut berbeda dengan yang berlaku di pulau Jawa.

1. Lampu sein sebelah kanan berkedip: selain sebagai tanda kendaraan akan berbelok ke kanan, lampu ini juga sebagai kode saat beriringan menandakan di depannya ada kendaraan yang berlawanan arah dengan kendaraan kita dan kita dianjurkan untuk mengambil lajur kiri alias jangan mendahului.

2. Lampu sein sebelah kiri berkedip: selain sebagai tanda kendaraan akan berbelok ke kiri, lampu ini juga sebagai kode saat beriringan menandakan bahwa dari arah berlawanan tidak ada kendaraan atau aman untuk mendahului dan kita dipersilahkan ambil jalur kanan untuk mendahului.


Kode-kode lampu sein ini biasanya dikombinasikan dengan lampu hazard / lampu tanda bahaya. Lampu hazard menyala menandakan kondisi jalan yang padat, ada keramaian, ada kecelakaan, jalanan rusak, jalanan bergelombang, kendaraan mogok, kendaraan parkir atau mungkin situasi yang tidak terkendali.
Kode-kode lampu ini sejatinya sebagai bentuk solidaritas sesama pengguna jalan raya dari pengemudi agar menjadi perhatian untuk pengemudi lainnya. Kode-kode lampu ini sangat bermanfaat sekali jika pandangan pengemudi terhalang oleh kendaraan di depannya apalagi saat berkendara dengan kecepatan tinggi baik siang ataupun malam hari.

Sedikit tambahan, jika kita sedang berkendara di malam hari dan ada bis yang ngeblong atau dengan kata lain mengambil jalur kita, jika jarak sudah sangat dekat umumnya bis tersebut akan mematikan lampu utamanya. Usahakan untuk tetap tenang, mengurangi kecepatan kendaraan, dan juga ikut mematikan lampu besar agar driver bis yang sedang ngeblong tersebut tidak silau sehingga bisa memantau situasi dan mengontrol posisi kendaraannya. Selain itu kita juga menyalakan lampu hazard agar kendaraan di belakang kita mengetahui bahwa di depan ada rintangan

Semoga bisa menambah wawasan saat berkendara di jalanan luar kota. Jaga jarak aman berkendara dan tetap mengutamakan safety & defensive driving.




ilustrasi
ilustrasi

BY bismania community

Ke Malang, Kami Menjemput Bus Laks OH 1626


Setelah berbulan-bulan ditunggu-tunggu, akhirnya bus pertama Laks Premium Autobus bermesin OH 1626 itu jadi juga. Bus yang sempat tiga bulan terkatung-katung penggarapannya di karoseri Adi Putro, Malang, itu mendarat ke garasi Laks di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu malam, pukul 23.19 WIB setelah menempuh perjalanan panjang ratusan kilometer bertarung dengan macet, dari Kota Malang.


Bersama sekitar 19 teman-teman komunitas BisMania Community (BMC) Jakarta dan sekitarnya, kami menjemput bus ini melalui pemberangkatan dari pool Laks Premium Autobus di kawasan Pasar Rebo, Kamis petang, 2 Februari 2012, sekitar pukul 17.00 WIB. Menjadi pemimpin rombongan kami adalah Pak Nanto Sudarnanto, Manajer Operasional Laks, dengan membawa empat pengemudi dan dua asisten pengemudi.
Kami mengawali perjalanan dengan doa bersama di pool PO Laks, setelah sebelumnya kami tuntas memasang spanduk di badan belakang bus dengan lakban. Suasana Jakarta yang sebelumnya hujan lebat, menyertai keberangkatan kami.
Perjalanan ke Kota Malang sungguh melelahkan dan di luar dugaan kami. Bukan karena jarak yang begitu panjang mencapai 900 km lebih, tapi juga karena didera macet di mana-mana. Kami tempuh rute berangkat melalui rute tengah, Jakarta-Tol Cikampek-Indramayu-Tol Palimanan-Kanci- Tol Kanci Pejagan-Brebes-Tegal-Batang-Kendal-Semarang-Salatiga-Boyolali, Solo-Sragen-Ngawi- Magetan-Madiun-Nganjuk-Jombang-Mojokerto, lalu dari Terminal Kertajaya Mojokerto berbelok ke kanan melalui Kejapanan, tembus ke bundaran Apollo-Lawang-Singosari dan berhenti di karoseri Adi Putro di Kota Malang. Jarak tersebut kami tempuh selama 27,5 jam.
Bus Laks nomor lambung 405G Mercedes-Benz bermesin OH 1525 yang kami naiki dipacu dengan kecepatan kombinasi sedang dan tinggi. Sejak menjelang exit Tol Cikampek, macet sudah mengadang kami. Di exit Cikopo, rombongan kami bertambah dengan naiknya beberapa teman dari BMC Bandung dan BMC Cikapur, bergabung bersama kami menuju Malang.  Jalur Pantura cukup ramai lancar. Sejumlah bus malam AKAP berhasil kami libas dengan mudah. Kami sempat bertemu bus Safari Dharma Raya bermesin MB XBC 1518 bertransmisi matik Allison berada di depan kami. Bus ini berlari cukup ngibrit. Kelak, keesokan hari, kami kembali bertemu bus ini di sebuah ruas jalan di Jawa Tengah arah Solo. Juga, bus Safari Dharma Raya lainnya dengan body Morodadi Prima yang baru mengisi jajaran armada PO berbasis di Kebayoran Lama, Jakarta ini. Beberapa bus malam lain juga menjadi kawan perjalanan kami menuju Malang malam itu, seperti Rosalia Indah karoseri RS nomor lambung 286, Bejeu Scorpion King, beberapa unit Luragung, Muji Jaya, dan lain-lain. Semuanya dengan cukup mudah kami taklukkan.
Di kawasan Pantura Jawa Barat kami beristirahat sejenak untuk makan malam dengan menu prasmanan dan sholat di Rumah Makan Pringsewu, dengan ditemani hujan gerimis. Kami sempat sedikit kecewa lantaran menu yang disajikan kurang sesuai dengan yang dijanjikan saat pembayaran uang muka. Untungnya, soal citarasa, menunya cukup bagus. Jika diukur dengan skala 0-10, nilainya 7,5. 
Usai makan dan sholat jama' perjalanan kami lanjutkan menembus malam Pantura dengan kondisi permukaan jalan yang rusak hampir merata mulai dari Indramayu, sampai Pekalongan nantinya. Kali ini bus dikemudikan driver kedua.
Bus sempat transit sebentar di SPBU Muri di ruas Kabupaten Tegal untuk mengakomodasi teman-teman yang perlu buang air kecil karena memang bus yang kami pakai menjemput armada dari Malang memang tak dilengkapi dengan toilet.
Setiba di tanjakan Kabupaten Batang kami dihadang macet hingga empat jam lebih karena padatnya arus kendaraan malam itu, baik yang mengarah ke Jawa Tengah maupun ke Jakarta.
Informasi yang beredar di kalangan pengemudi, macet terjadi karena truk yang gagal menaiki tanjakan. Polisi memang turun tangan, tapi macet baru benar-benar bisa diurai menjelang adzan subuh.
Mengurai jenuh menunggu macet terurai, beberapa teman memutuskan membeli buah duren yang memang banyak dijajakan penduduk di sepanjang jalan negara yang menjadi urat nadi transportasi darat Pulau Jawa ini. Sayang, karena salah memilih, sebagian durian yang kami nikmati malam itu hasilnya kurang manis. Yang jelas, malam itu kami memang pesta durian! Suasana semakin seru dengan ditingkahi obrolan ringan, juga saling berbagi info dengan beberapa pengemudi truk tentang kondisi Pantura saat ini.
Macet terurai, bus pun melanjutkan perjalanan ke Malang. Di perjalanan, beberapa teman mengeluh perlubuang air kecil. Mungkin karena hawa dingin ya?! Bus kemudian transit di sebuah SPBU lagi.
Memasuki kawasan Krapyak, Semarang, hari sudah sangat terang. Lalu lintas ramai-lancar oleh warga yang berangkat beraktivitas diselingi ramainya angkutan umum dan anak sekolah.
Bus langsung masuk tol mengarah ke Salatiga. Kami lalu istirahat sejenak di Terminal Tingkir, Kota Salatiga untuk sarapan pagi. Sebelumnya, kami sudah mengontak teman BMC di Salatiga, Lang Widya Praba Wasista, untuk memintakan izin parkir di dalam area terminal. Pilihan kami untuk sarapan kali ini adalah Soto Kwali Pak Iket. Stan soto ini begitu terkenalnya di kalangan teman-teman BMC, juga para pengguna jasa Terminal Tingkir. Terbukti sepagi itu, ketika kami memasuki gerai soto ini, sejumlah calon pembeli sudah mengantre. Semangkuk soto dengan daging suwir yang disajikan panas-panas, ditemani babat dan pilihan jerohan lain, tahu/tempe goreng plus teh manis hangat mengisi perut kami yang mulai keroncongan karena hadangan macet berjam-jam semalam. Sungguh nikmat! Buat Anda yang penasaran dengan citarasa soto ini, silakan temukan di los stan terminal bagian timur. Stannya menghadap ke barat bersebelahan dengan agen bus malam Rosalia Indah. Harganya pun sangat terjangkau.
         Temmy Tertinggal di Toilet Terminal
Beberapa teman menyempatkan kabur ke toilet di sisi selatan terminal untuk cuci muka. Setelah 40 menit kami beristirahat, bus kembali melanjutkan perjalanan ke Malang. Bus perlahan beringsut  keluar terminal diiringi lambaian tangan Mas Lang Widya ke teman-teman yang sudah berada di kabin bus.
Sekitar 25 meter melaju di jalan raya, teman-teman di bus baru menyadari jika ada satu anggota rombongan ketinggalan di terminal. Ternyata dia adalah Temmy Ario, teman dari BMC Jakarta yang penggemar berat Lorena. Bus berjalan perlahan, dan Temmy terlihat berlari-lari kecil mengejar bus. Tawa teman-teman pun berderai. Jalan menuju Solo makin ramai oleh suasana lalu-lintas pagi. Sesampai di Solo, belasan teman dari BMC Solo dan Masdusel naik, bergabung bersama bus kami, menambah rombongan menuju Malang. Perjalanan semakin seru dan berwarna dengan beragam obrolan di dalam kabin bus. Sejak memasuki Madiun sampai ruas jalan di wilayah Nganjuk, hujan turun sangat deras. Menjelang Kertosono, hujan mulai reda. Bus kembali transit ke sebuah SPBU di barat Terminal Kertosono.  
Bus kembali melanjutkan perjalanan ke Malang melalui Mojokerto, Kejapanan. Hari sudah beranjak gelap. Menjelang pertigaan Kejapanan jalan mulai macet oleh pertemuan arus lalu lintas
dari arah Surabaya dan Malang-Pasuruan. Memasuki Lawang, lalu Singosari, jalanan lancar hingga kami tiba di Karoseri Adi Putro sekitar pukul 21.30 WIB.
Setelah laporan ke satpam di bagian depan, bus merapat masuk halaman karoseri yang tertutup tembok dan pagar tinggi. Di dalam, kami sudah disambut teman-teman dari BMC Malang, Mas Dudi, Aswin, Hendro dan kawan-kawan. Karena dihadang macet parah di Porong, rombongan teman-teman BMC dari Surabaya, Wayan, Budi, Doni Bemo dan kawan-kawan,  baru datang kemudian. Suasana serasa bertemu lagi dengan saudara yang tinggal jauh. Setelah beristirahat sejenak kami kemudian dibawa berkeliling oleh wakil dari Karoseri Adi Putro melihat-lihat dari dekat proses produksi berbagai jenis bus, termasuk microbus di karoseri ini.
Seperti diduga, hari itu Adi Putro memang fully loaded. Boleh dibilang, karoseri ini sedang dalam kapasitas penuh mengerjakan bus pesanan customer dari berbagai operator bus malam, bus pariwisata dan perusahaan jasa travel dari berbagai kota di Pulau Jawa. Puluhan unit sasis bus yang mengantre untuk dibuatkan bodi juga terparkir rapi di halaman parkir depan dan belakang. Ada juga beberapa perusahaan bus yang memasukkan unit lamanya untuk retouch, ganti model seperti dilakukan PO Kramat djati. PO Pahala Kencana juga memasukkan satu unit lama, eks korban laka. Perusahaan otobus berbasis di Kelapa Gading ini sedang banyak memesan bus baru dengan sasis baru di Adi Putro.
Begitu juga sebuah operator bus pariwisata di Jawa Tengah bagian utara. Beberapa PO yang unitnya sudah jadi juga terlihat memesan bus baru dengan livery yang sama-sekali baru dari yang selama ini pernah beredar.
Dibandingkan dengan beberapa karoseri bus di Indonesia yang pernah penulis kunjungi, Adi Putro memang karoseri yang luar biasa. Perusahaan ini memiliki fasilitas jig dan die cast bagus untuk menghasilkan produk bus dengan struktur bodi yang kokoh dan terstandar, baik bus besar maupun bus medium. Fasilitas pembuatan struktur rangka bus di karoseri ini mampu memproduksi 1 unit rangka setiap tiga jam (man hour). Kami juga diperlihatkan fasilitas pemotongan sasis bus untuk sasis ladder frame maupun monocoque. Juga fasilitas pemotongan lembaran baja untuk material kulit bodi. Fasilitas pengecatan di karoseri ini dilakukan di ruang tertutup dengan sistem oven. Puas berkeliling dengan diselingi tanya-jawab, kami mendapat kesempatan melihat dari dekat unit bus jadi di ruangan final check.
Satu unit bus Laks MB OH 1626 yang akan kami jemput malam itu untuk kami bawa pulang ke Jakarta juga sudah jadi. Beberapa teknisi dan tim mekanik Adi Putro sibuk melakukan pemasangan emblem Adi Putro di bagian depan dan belakang bus dan logo Mercedes-Benz silver di hidung bus. Pak Nanto, manajer operasional Laks, sibuk melakukan pengetesan kerja pneumatic pada kedua pintu dan lantai di pintu belakang bus. Laks memang memesan bus ini memang dipesan dengan fitur-fitur spesial. Kedua pintunya digerakkan dengan sistem pneumatic dengan tambahan engkel darurat jika sistem pneumatic tidak bekerja baik. Bagasi atas dilengkapi dengan dua cooler untuk menyimpan minuman dingin selama perjalanan. Bus dengan built-in air suspension ini juga dilengkapi lubang pengisian baterai ponsel di setiap 2 baris bangku penumpang. Kursi Adilla yang terpasang di bus ini dilengkapi reclining dan foot rest. Di kabin belakang bus dipasangi sekat untuk memberikan ruang pengemudi kedua beristirahat selama perjalanan tanpa menganggu penumpang.
Setelah semuanya dianggap beres, sekitar pukul 22.30 WIB bus resmi keluar dari karoseri Adi Putro memulai perjalanan panjang perdana menuju Jakarta, diikuti bus Laks MB OH 1525 nomor lambung 405 G yang kami bawa dari Jakarta.
Rombongan teman-teman terbagi ke dalam dua bus. Bus melaju menuju sebuah rumah makan berlokasi di sebelah barat karoseri Tentrem, tak jauh dari karoseri Adi Putro. Rombongan lanngsung menghambur ke dalam untuk makan malam bersama. Menu prasmanan yang disajikan makan itu cukup menggoda selera. Selain makan dan sholat, sebagian rombongan memanfaatkan untuk mandi. Maklum, sejak berangkat dari Jakarta, badan belum tersentuh oleh air.     
Sekitar sejam kemudian bus melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Beberapa teman BMC Jawa Timur ikut serta mengiringi bus ini sampai ke Jakarta. Sebagian besar mengantar sampai rumah makan ini. Perjalanan panjang menembus kabut malam pun dimulai. (ca) 






photo id="1" />



by bismania community

Rabu, 15 Februari 2012

CAPER : Si Biru PK Menerjang Abu Vulkanik (FROM bismaniacommunity)

Sore itu, 3 November 2010 sekitar jam 4 sore tepat ketika baru saja selesai rapat di bilangan sunter saya langsung ambil handphone untuk meminta tolong tim saya yang berada di bandung. “San (namanya Susan) tolong ke jalan riau, di depan kafe bali ada Agen Bis Pahala Kencana, pokoknya kalau ada bis bagus lagi parkir nah.. di situ tempatnya”…. “pesankan satu tiket ke jogja via magelang buat besok”… dan setelah menyanggupi maka pikir saya semuanya akan sesuai rencana bahwa saya tidak perlu go show di Cicaheum.

menerjang abu vulkanik

Akhirnya dengan perasaan tenang saya pulang ke rumah di kawasan pinggiran bekasi dan jakarta untuk persiapan packing buat turing besok. Kira-kira jam 7 malam baru menyruput mie instant terdengar selular saya berbunyi sambil di ujung telpon terucap “halo pak,  saya baru ke jalan riau jam 7 malam tapi agennya sudah tutup” .  waduh… konfirmasi ini membuat saya harus go show dong sambil membatin “ya iyalah… lha wong bis’nya aja berangkat jam 6 ngapain buka sampai 7 malam, yo wes lah.. saya maklumi karena si susan bukanlah bismania.. he3x…” .

Subuh jam 5 dengan diantar saudara berboncengan saya diantar menuju Jati Bening untuk menuju Bandung, maklum masuk kerja jam 08.30 kalau telat uang makan bisa hangus. Sampai di Jatibening jam 05.15 tampak Laju Prima Merak-Bandung lagi parkir. “Wah.. boleh nih menjajal Laju Prima karena seperti biasanya PJ’lah yang mengantar saya ke Bandung dengan armada pertama yang berangkat dari UKI jam 05.30 dan merapat di Jati bening 05.45”. Kakipun saya pijakkan ke dalam LP dan memilih deret kanan agar bisa melihat bis-bis dari timur berpacu di tol Cikampek mengejar kemacetan Jakarta. Tak lama berselang sang kondektur menghampiri dan sayapun bertukar kertas, kalau saya dapat secarik kertas tiket dan si kondektur mendapatkan lembaran 50 ribu. Namun singkatnya LP ini ngejos abis dengan selalu di jalur kanan sehingga membuat saya tertidur sampai keluar Cikopo… he3x…

Jam 7.15 sampai di Leuwi Panjang langsung memilih angkutan ke arah Kiara Condong, pada saat itu telponpun berdering dan dari ring tonenya saya pastikan bahwa ini panggilan dari menteri keuangan. “papa naik bis jam berapa? Sudah pesan tiket? Soalnya di sini mulai hujan abu” (saat itu memang istri dan anak2x.. sedang di muntilan menengok orang tua). Jawab saya “belum dipesen nanti goshow aja lah, tapi pasti ke sana (ke muntilan) soalnya sudah kepikiran anak-anak kena abu vulkanik, dan tolong sekalian pesen Santoso di agen tempel buat hari minggu

Sore haripun tiba, saat itu Bandung seperti ditumpahkan ribuan kubik air. Setelah melewati kemacetan di daerah kemacetan daerah cicadas akibat genangan air akhirnya persis jam 6 sore tiba di cicaheum. Dengan sedikit basah langsung hunting tiket hebatnya belum sampai ke loket agen para penjaja tiket sudah memberondong saya dengan menayakan arah tujuan saya. Sejenak berpikir kahirnya PK’pun dipilih. Padahal sebelumnya Bandung Ekspress atau PK adalah rekomendasi Mas Faiz dan Mas Arief BMC Bandung, namun factor speed menjadikan PK sebagai pemenang. Akhirnya kaki kulangkahkan ke agen PK. “Mas ke muntilan satu ya, armadanya apa mas?” … “RG mas, 95 ribu ya mas”…  “dapat makan mas?”… “dapat dong, tambah snack lagi”… “tambah banter yo mas”… “dijamin mas, mangkat keri tekan gasik (berangkat terkahir samapi pagi banget)” dan saya pun harus diminta siap jam 7 malam.

Lumayan satu jam bisa foto-foto beberapa armada bis yang sedang parkir, tampak bis-bis Muriaan mendominasi Leuwi Panjang sore itu. Terlihat Muji Jaya livery Hijau dengan interior TV 7 inc di setia deret kursnyai, kemudian mba Shanti berselendang Biru tampak dengan pantatnya yang seksi dan pastinya Nu3 tak mau ketinggalan bersanding berjejeran saling bersaing memamerkan keindahannya agar kita’pun tergoda merogoh koceknya untuk menikmati pelayanan mereka.

Tampak juga Rajawali , KD dan Bandrex trayek Solo dan Jogja masuk ke jejeran tersebut semakin meramaikan persaingan. Meskipun Maju Lancar rute Bandung – Wonosari juga ada tapi sepertinya nggak adil kalau dibandingkan. Sambil batin sih “ bagaimana mereka bisa menang lawan Muriaan? Mungkin hanya Rajawali yang bisa bersaing, lha wong TV di KD jarang nyala tapi di MJ setiap deret kursi ada TV’nya, dan berharap semoga bis Muriaan juga ngelen ke jogja”.  Sedangkan di sisi lain tampak Budiman, Godwil, Sahabat, dll hanya sibuk dengan penumpang jarak menengahnya.

Jam 7’pun sudah dilalui 10 menit tapi si Biru belum kelihatan juga ya, padahal Bandrex dan ML ke jogja sudah tancap gas. Selang lima menit si Biru akhirnya masuk dengan lampu smile’nya yang biru semakin joss dengan balutan Trisakti. Langsung saja kupijakkan kaki ke dalam lambung Trisakti tersebut dan ternyata cukup lega. Sempat diabadikan bagian interior di dalam sambil ditag FB ke beberapa teman BMC bandung. Selang 10 menit mas Faiz, Mas Dian, Mas Rian, kang Adi langsung dengan mudah menebak bahwa ini PK. Alasannya karena birunya dominan atau mungkin soalnya terlalu mudah ya buat bismania? Ha3x..

Disaat menunggu keberangkatan telpon berdering dengan ringtone yang khas dari menkeu “pah.. di sini mulai deras hujan abunya, batu juga sudah berjatuhan, lampu mati, telpon mati dan simbah di srumbung (desa 10 km dari Merapi) sudah ngungsi ke sini, anak-anak sudah di kamar semua, mohon doanya”… jawab saya “ya udah berdoa, pastikan logistik lengkap, ini sudah di bis, semoga bisa sampai sana secepatnya”. Waduh semoga sang driver’pun bias ngeblong abis dan tiba cepat di muntilan.

Akhirnya 7.30 roda mulai bergerak, tampak hanya membuntuti KD selama dari cicaheum sampai cileunyi. Lepas cileunyi hingga gentong sang driver’pun mengasapi beberapa armada seperti KD, Budiman, Bandrex dan ML yang dari Jakarta.  Gaya driver yang halus membuat saya tertidur hingga tiba-tiba terbangun saat makan di Tasik. Saat itu jam 10 malam hujan masih saja menemani turing kali ini dan hanya tampak PK yang parkir. Karena lapar langsung saja kaki kuarahkan ke jejeran makanan khas sunda dengan sistem prasmanan. Sangat lumayan sistem ini karna menghargai penumpang yang sedang kelaparan, ho3x…  satu buah telur asin dan oseng kikil dengan harum nasi khas sunda ditambah teh hangat tawar semakin membuat puas pelayanan PK malam ini.

Sebelum berangkat dari RM kusempatkan mencari antimo dan tolak angin cair sambil batin “bismania koq mabukan? Wkwkwkwk….” namun ini harus dilakukan agar bisa istirahat maksimal mengingat setibanya di muntilan harus kerja keras membantu saudara-saudara mengungsi. Lampu hazart’pun dinyalakan sebagai pertanda si biru akan meneruskan tugasnya. Selesai melakukan chek pemunpang oleh kondektur akhirnya ban menggelinding kembali dan dua butir antimo’pun saya tenggak beserta cairan Tolak Angin. Sekitar 5 menit akhirnya melintas RM di daerah Cihaeurbeti tampak KD, Bandreks dan MJ sedang mengisi perut kosongnya.  Kemudian tak sampai 10 menit langsung Zzzzzz… akibat efek dua antomi dan Tolak Angin.

Sempat tertidur cukup lama dan telponpun berdering tepat pukul 12.15 dengan mudah saya tebak pasti ini menteri keuangan, hanya saja pesan kali ini membuat saya merinding “pah.. mohon doanya, sekarang gempa sudah 15 menit, hujan abu dan batu sangat deras, suara gemuruh gunung Merapi kuat banget, listrik padam total dan telpon mati, kami sekeluarga saat ini ada di luar rumah…” . ya Tuhan kenapa koq jadi seperti ini, akhirnya saya coba menenangkan istri saya dan juga menenangkan diri saya (he3x..) semoga hal yang terburuk tidak menimpa bangsa ini lagi. Dan tentunya sambil berharap si biru menambah kecepatan agar segera tiba di muntilan.

Akhirnya sekitar jam 1 malam gempa mulai mereda, namun hujan pasir dan batu masih saja terjadi dan seluruh keluarga kembali masuk rumah. Membuat mata saya bisa kembali terpejam. Terbangun di RM kebumen dekat rel kereta untuk checker kemudian meneruskan tidur. Ketika si biru masuk terminal purworejo saya mulai terjaga kembali diakibatkan karena gaya akselarasi yang memutari terminal dengan kecepatan tinggi membuat saya hampir terjatuh dari tidur ayam. Karena terbangun saya sempatkan diri ke toilet dan melirik jam yang menunjukkan 03.15. Masih sedikit terjaga tampak si Biru diarahkan ke dalam kota purwerejo langsung menuju magelang dan hasilnya tertidur kembali.

Namun, suara gesekan ranting pohon membuat saya terbangun kembali. Pemandangan mencekam pagi itu membuat saya menjadi terbangung, si Biru dipaksa meliuk-liuk akibat banyak pohon tumbang di jalan raya, kacapun mulai diselimuti abu vulkanik. Di tengah meda seperti ini pada saat tertentu memaksa sang assiten turun ke jalan untuk membukakan jalan bagi sang driver agar si Biru bisa tetap melaju. Saya melihat di sini sang assiten dan sang driver harus kompak dalam segala hal, baik itu perhitungan dan felling, karena salah sedikit bisa terjembad atau menyenggol ranting pohon. Sempat melalui beberapa truk yang terpaksa berhenti arena terjebak tumpukan pohon akhir bertemu dengan KD dan tampak sang driver membiarkan KD memimpin rombongan pagi buta waktu itu.

menerjang abu vulkanik



Jam 05.30 akhirnya masuk magelang berbarengan dengan KD dan dengan sopan sambil membunyikan klason si Biru ngeblong KD menuju terminal Magelang.  Setelah menurunkan penumpang di terminal magleang langsung menuju muntilan. Kondisi saat itu masih rintik-rintik hujan abu dan menjelang muntilan hujan abu semakin besar membuat kaca si Biru semakin bertambah kusam. Setelah pertigaan Borobudur tampak jalan Raya Magelang tertutup abu pekat. Meluncur masuk Muntilan jalan diarahkan lewat jalan Pemuda dan pemandangan miris mulai terlihat, banyak orang menggunakan masker, helm, jas hujan sedang berjejer di pinggir jalan sambil membakar ban bekas, banyak pohon bertumbangan, seluruh pemandangan yang dilihat hanya warna abu-abu dan jalan bergemlombang memaksa si Biru melaju hanya 20 km/jam. Saat itu kota Muntilan bagai kota mati. Tampak juga poll Ramayana dalam kondisi mengenaskan bahkan kabarnya untuk trayek jogja – semarang perpal selama beberapa hari akibat banyak pegawainya yang mengurusi keluarganya mengungsi.

Tepat pukul 06.00 kaki ini turun dari si Biru di dusun Salam (tepat perbatasan Magelang – Jogja), dengan diiringi hujan abu vulkanik sempat saya abadikan si Biru kembali Menerjang Abu Vulkanik. Sebuah pengalaman turing yang begitu berharga.

Rasanya perjalanan kali ini cukup lama meskipun waktu tempuh cukup lumayan bagus, padahal 2 hari lagi masih harus turing kembali ke Jakarta


Salam

Antonius Angga
BMC Bandung

disadur dari milis : Bismania@yahoogroups.com
.fr.

Masukan dari BMC untuk manajemen PO. Sumber Kencono :


Senin, 9 Januari 2012 rekan2 dari BMC Jatimer menyambangi manajemen PO. Sumber Kencono guna memberikan masukan-masukan yang sekiranya bisa dipertimbangkan demi kemajuan PO. Sumber Kencono group, dengan kejadian laka yang akhir2 ini menjadi sorotan masyarakat. Dan diterima langsung oleh ownernya yaitu bapak Setyaki.



Secara garis besar berikut adalah usulan ke PO. Sumber Kencono

1. Penanganan pasca Insiden / Laka

Pengadaan hukuman di luar denda / klem
usulan :
Adanya masa skorsing pertama, saat masa skorsing pengemudi yang baru saja mengalami laka wajib hadir di kantor setiap hari selama jam kerja 8pagi-5sore tanpa ada tugas apapun selama beberapa hari ( 1 minggu ) . Dalam masa ini diadakan pendampingan oleh psikolog utk memberikan efek kebersamaan mendengar dan memotivasi pengemudi utk lebih santun mengemudi dan keluar dari trauma . Pada masa ini juga di isi pemberian materi ttg safety driving , peraturan lantas dll... dengan harapan pengulangan2 materi ini selain mengingatkan kembali cara2 mengemudi yang benar juga memberikan efek jera

masa skorsing 2, setelah masa skorsing 1 selesai.. pengemudi bersangkutan diberi tugas di luar urusan ngelen ( menjalankan bis sesuai trayek ), tapi diberi tugas jika ada pariwisata, mengantaarkan sasis ke karoseri atau mengambil armada baru dari karoseri

2. Menghilangkan budaya blong2an

Dalam hal ini bukan berarti mengurangi ketepatan waktu. Temuan beberapa responden mengatakan beberapa pengemudi SK menjalankan kendaraan dengan kecepatan tinggi bukan karena menjaga ketepatan waktu atau mengejar titik point tempat biasa ada penumpang naek, tetapi karena adanya perasaan ingin “mbalap” ngarepe atau gengsi di blong mburine.

3.  Dalam pengamatan kami ada kesamaan yg cukup menonjol dalam 3 kasus dengan korban jiwa terbanyak akhir2 ini. Yaitu laka 7666 , 7181 dan 7727. Kesamaan tersebut adalah sama2 armada cadangan dengan pengemudi reareo
usul kami :

- Jika armada cadangan hari berikutnya dijalankan oleh pengemudi lain, harus punya waktu yang cukup lama di garasi untuk pengecekan kondisi kendaraan yg lebih intensif ( studi kasus 7666 yg pada hari naasnya hanya punya waktu 1 jam utk berada di garasi. Tentang 7666 ini sudah pernah kami sampaikan secara langsung kepada Bapak Setyaki di garasi)

- Perlu aturan khusus / petugas ops khusus / pengawasan khusus tentang sopir reareo. Dikarenakan pembagian roster SK yang cuma 8 jam per roster terlebih jika mereka masih baru di SK, otomatis jika seorang pengemudi di hari senin jalan pada pukul 10 malam, keesokan harinya dia jalan pada pukul 8-9 malam maka sangat berpengaruh kepada waktu istirahat. Terlebih jika pengaturan jalan hari berikutnya sudah dijadwalkan sebelumnya / dijadwalkan saat pengemudi sedang bertugas bisa berakibat pengemudi menjalankan kendaraan semakin kencang untuk mengejar jam istirahat. Solusi lain adalah pengemudi reareo bisa berpindah2 roster sebelum punya pegangan

- setiap armada dan jam kebrangkatannya menurut kami punya karakteristik utamanya utk menentukan titik biasanya calon penumpang berkumpul. Karakteristik ini yg menentukan seorang pengemudi melaju kencang atau pelan. Seorang pengemudi yang baru 2-3 kali bawa armada di jam tertentu belum tentu menguasai karakteristik terlebih beberapa armada SK banyak armada yang jamnya belum tertata rapi, ke arah jogja ada jam mluntir di madiun, ke arah sby ada jam mluntir di solo, solusinya pengemudi reareo harus jalan bersama kernet yg punya pegangan

4.  Mengubah Premi 6% menjadi tetap 10% untuk armada yang dengan terpaksa perpal di solo, dengan syarat2 tertentu seperti kondisi jalan macet yang mengakibatkan jika dipaksakan sampe ke jogja waktu semakin mepet.

5.  Dalam Pengamatan kami, SK Semarang telah mengalami kemajuan yang cukup signifikan dalam hal safety. Jumlah laka SK semarang semenjak semua berganti AC jauh lebih sedikit dibandingkan saat SK semarang masih ber nopol W64xxFU. Semoga perbaikan yang ada di SK Semarang bisa diimplementasikan ke semua armada. Menurut kami SK semarang menjadi lebih safety karena dua hal yaitu :

1. Beratnya / jauhnya trayek menyebabkan pengemudi dan kernet adalah mereka yang terpilih. dan saat berada di terboyo/garasi pengemudi benar2 menggunakan waktu istirahat secara efektif
2. Adanya revisi perbaikan jam untuk mengurangi jam mepet. Seperti 7804UY, tirtonadi arah sby jam keberangkatan lebih awal dibandingkan 6474FU. Kemudian 7398/7802 jam keberangkatan dimajukan karena waktu tempuh sby-solo yang lebih mepet. Juga 7722,7674,7741 waktu keberangkatan dari solo arah surabaya lebih mundur. Semoga revisi2 jam keberangkatan SK semarang ini bisa di implementasikan ke seluruh armada sehingga jam2 mepet atau crew mengistilahkan “Jogja kembali” bisa dihilangkan

6.   Dalam pengamatan kami pula, SK Wonogiri hampir tidak pernah mengalami laka. Hal ini bisa jadi memang karena jarak tempuh yang lebih dekat atau bisa juga karena ada paradigma “SK Wonogiri Pelan” sehingga pengemudi yang menjalankan pun menjadi lebih santai dan berhati hati

7.   Meningkatkan loyalitas pengemudi dengan reward secara kontinu untuk pengemudi berprestasi. Seperti pengemudi senior yang minim mengalami laka, santun mengemudi, santun kepada penumpang, jarang perpal, disiplin masuk kerja, premi dinaikkan menjadi 12% atau ada tunjangan prestasi setiap bulan, mendapatkan armada terbaru, kemudahan waktu naek yang semula 6naek 3turun bisa menjadi 3naek 3turun. Dengan harapan para pengemudi meningkatkan layanan kepada penumpang dan semakin mengutamakan safety. Tetapi saat pengemudi berprestasi ini mengalami laka maka premi kembali 10% dan tetap menjalani masa skorsing

 (sumber : Angga A. Indrajana dan Rakhmat Ardiansyah )

Wayan Sindhuranu
BMC-JATIM

http://www.bismania.com